1.PENGERTIAN
KOMPOSIT
Kata komposit (composite) merupakan kata sifat yang
berarti susunan atau gabungan. Komposit berasal dari kata kerja “to compose”
yang berarti menyusun atau menggabung. material yang terbentuk dengan menggabungkan dua (atau lebih)
material dasar. Material yang satu bertindak sebagai matrik sedangkan material
yang lainnya bertindak sebagai penguatnya, misalnya polimer sebagai matriknya,
serat sebagai penguatnya sehingga dikenal denganfiber-reinforced polymer matrix
composites.
Dalam hal
ini gabungan bahan ada dua macam :
a. Gabungan
makro :
· Bisa dibedakan secara visual
· Penggabungan lebih secara fisis dan
mekanis
· Bisa dipisahkan secara fisis dan mekanis
b. Gabungan
mikro :
· Tidak bisa dibedakan secara visual
· Penggabungan ini lebih secara kimia
· Sulit dipisahkan, tetapi dapat dilakukan
secara kimia
Karena bahan
komposit merupakan bahan gabungan secara makro, maka bahan komposit dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran /
kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utamanya yang secara makro berbeda di
dalam bentuk dan atau komposisi material pada dasarnya tidak dapat dipisahkan.
(Schwartz, 1984) Material
komposit terdiri dari dua buah penyusun yaitu filler (bahan pengisi) dan
matrik. Adapun definisi dari keduanya adalah sebagai berikut:
· filler adalah bahan pengisi yang
digunakan dalam pembuatan komposit, biasanya berupa serat atau serbuk. serat
yang sering digunakan dalam pembuatan komposit antara lain serat E-Glass,
Boron, Carbon dan lain sebagainya. Bisa juga dari serat alam antara lain serat
kenaf, jute, rami, cantula dan lain sebagainya.
· matrik, menurut Gibson R.F,
(1994) mengatakan bahwa matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari bahan
polimer, logam, maupun keramik. Matrik secara umum berfungsi untuk mengikat
serat menjadi satu struktur komposit.
Matrik memiliki fungsi :
Ø Mengikat
serat menjadi satu kesatuan struktur
Ø Melindungi
serat dari kerusakan akibat kondisi lingkungan
Ø
Mentransfer dan mendistribusikan beban ke serat
Ø
Menyumbangkan beberapa sifat seperti, kekakuan, ketangguhan dan tahanan
listrik.
2.SEJARAH
KOMPOSIT
Penggunaan material komposit telah dikenal selama ribuan
tahun pada alam sekitar kita. Pada jaman mesir kuno, jerami digunakan pada
dinding untuk meningkatkan performa struktur. Kayu merupakan komposit alami
yang sering digunakan selama ini. Para pekerja kuno telah mengenal istilah
komposit dengan menggunakan ter untuk mengikat alang2 untuk membuat kapal
komposit 7000 tahun yang lalu.
Perkembangan dari material komposit tidak terbatas hanya pada
material bangunan dan hal ini dapat dilihat pada abad pertengahan. Di Asia
tengah, busur dibuat dari otot binatang, getah kayu dan benang sutera dengan bahan
perekat sebagai pengikat. Hasil dari komposit yang berlapis2 (laminated)
mimiliki daktilitas dan kekerasan (hardness) dari unsur pokoknya namun kekuatan
merupakan efek sinergi dari gabungan sifat material.
Beton, material yang digunakan oleh seluruh dunia dan juga
material berbasis semen lainnya juga merupakan suatu komposit. Perilaku dan
sifat dari beton dapat dimengerti dan direncanakan, diprediksi dengan lebih
baik bila dilihat sebagai komposit dan begitu pula dengan beton bertulang.
Material komposit akan bersinergi bila memiliki sebuah
“sistem” yang mempersatukan material2 penunjang untuk mencapai sebuah sifat
material baru tertentu.Seperti yang dikatakan oleh Aristotle pada 350SM “The
Whole is more than just the sum of components”. Aristotle berkeyakinan bahwa
skema konseptual secara keseluruhan dari alam perlu untuk dipersatukan dan
tidak dapat ditinjau dari segi komponen yang terpisah-pisah. Hal ini yang
penting untuk diperhatikan dalam perencanaan struktur oleh seorang engineer.
Material
komposit mempunyai beberapa keuntungan diantaranya (Schwartz, 1997) :
1. Bobot
ringan
2. Mempunyai
kekuatan dan kekakuan yang baik
3. Biaya
produksi murah
4. Tahan
korosi
3.
Klasifikasi komposit
Secara garis
besar komposit dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam (Jones, 1999 : 2), yaitu:
- Fibrous composites materials
- Laminated composites materials
- Particulate composites materials
- Kombinasi dari ketiga tipe di atas
3.1 Fibrous
composite material
Terdiri dari
dua komponen penyusun yaitu matriks dan serat. Skema penyusunan serat dapat
dibagi menjadi 3.
fibrous
composit material
Gambar Skema
penyusunan serat. (a) continous fibres, (b) discontinous fibres, ( c)
random discontinous fibres.
3.2 Laminated
composites material
Terdiri
sekurang-kurangnya dua lapis material yang berbeda dan digabun g secara
bersama-sama. Laminated composite dibentuk dari dari berbagai
lapisan-lapisan dengan berbagai macam arah penyusunan serat yang ditentukan
yang disebut laminat.
Yang
termasuk Laminated composites (komposit berlapis) yaitu :
- Bimetals
- Cladmetals
- Laminated Glass
- Plastic-Based Laminates
3.3 Particulate
composite material
Particulate
composite material (material
komposit partikel) terdiri dari satu atau lebih partikel yang tersuspensi di
dalam matriks dari matriks lainnya. Partikel logam dan
non-logam
dapat digunakan sebagai matriks. Empat kombinasi yang dapat digunakan sebagai
matriks komposit partikel:
- Material komposit partikel non-logam di dalam matriks non-logam
- Material komposit partikel logam di dalam matriks non-logam
- Material komposit partikel non-logam di dalam matriks logam
- Material komposit partikel logam di dalam matriks logam
4.Contoh
Komposit
Komposit
Kayu
Komposit
kayu merupakan istilah untuk menggambarkan setiap produk yang terbuat dari
lembaran atau potongan–potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama
(Maloney,1996). Mengacu pada pengertian di atas, komposit serbuk kayu
plastik adalah komposit yang terbuat dari plastik sebagai matriks dan serbuk
kayu sebagai pengisi (filler), yang mempunyai sifat gabungan keduanya.
Penambahan filler ke dalam matriks bertujuan mengurangi densitas,
meningkatkan kekakuan, dan mengurangi biaya per unit volume. Dari segi kayu,
dengan adanya matrik polimer didalamnya maka kekuatan dan sifat fisiknya juga
akan meningkat (Febrianto, 1999).
Pembuatan
komposit dengan menggunakan matriks dari plastik yang telah didaur ulang,
selain dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu, juga dapat mengurangi
pembebanan lingkungan terhadap limbah plastik disamping menghasilkan produk
inovatif sebagai bahan bangunan pengganti kayu. Keunggulan produk ini antara
lain : biaya produksi lebih murah, bahan bakunya melimpah, fleksibel dalam
proses pembuatannya, kerapatannya rendah, lebih bersifat biodegradable
(dibanding plastik), memiliki sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan bahan
baku asalnya, dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan, serta bersifat
dapat didaur ulang (recycleable). Beberapa contoh penggunaan produk ini
antara lain sebagai komponen interior kendaraan (mobil, kereta api, pesawat
terbang), perabot rumah tangga, maupun komponen bangunan (jendela, pintu,
dinding, lantai dan jembatan) (Febrianto, 1999: Youngquist, 1995).
Aluminium
Matrix Composites
Salah satu
dari jenis komposit yang dipakai luas dalam berbagai aplikasi adalah komposit
Al/Al203. Komposit ini adalah pengembangan
dari komposit bermatriks logam yaitu aluminium, biasa disebut Aluminium
Matrix Composites (AMCs) dengan alumina (Al203)
sebagai fasa penguat.
Bertitik
tolak dari pengertian komposit, maka komposit Al-Al203
diharapkan dapat menggabungkan sifat terbaik dari matriks aluminium (Al)
sebagai material yang ringan, konduktivitas panas dan listrik baik, serta
ketahanan korosi tinggi (mudah membentuk lapisan oksida yang kuat dan tahan
terhadap korosi) dengan penguat alumina (Al2O3) yang
memiliki kekerasan tinggi (hard) sehingga tahan terhadap wear,
kekuatan (strength) dan kekakuan (stiffness) tinggi, sifat
dielektrik yang excellent dari DC ke frekuensi GHz, konduktivitas termal
baik, kapabilitas ukuran dan bentuk yang baik, serta resisten terhadap serangan
asam kuat dan alkali pada temperatur tinggi.
Aluminium
sebagai matriks pada komposit Al/Al2O3, merupakan logam
dengan kelimpahan terbesar di kerak bumi. Selain itu, logam ini memiliki melting
point yang relatif rendah yaitu 6580C, sehingga dengan
penambahan unsur seperti tembaga (Cu), silikon (Si), atau magnesium (Mg) akan
menghasilkan paduan aluminium yang memiliki kekuatan yang besar. Namun, jika
dibandingkan dengan kekuatan baja paduan, maka paduan aluminium masih berada
jauh di bawahnya. Sementara itu, beberapa kekurangan dari logam ini seperti: stiffness
yang rendah, koefisien ekspansi termal yang sulit dikontrol, tidak memilki
resisten yang baik terhadap abrasi dan wear, serta sifat “miskin”nya
pada temperatur tinggi. Kombinasi dari keunggulan dan kelemahan di atas,
menjadikan aluminium sebagai logam yang paling banyak dijadikan obyek riset
pada komposit yang bermatrik logam.
Tentu saja,
berbeda antara aluminium dengan alumina (Al2O3), walaupun
unsur utama penyusun kedua material ini sama. Alumina (Al2O3)
banyak digunakan dalam fabrikasi material keramik, karena merupakan bahan baku
yang menghasilkan keramik dengan performa tinggi dan hemat biaya (cost
effective). Beberapa aplikasi khusus dari alumina (Al2O3)
yaitu Gas laser tubes (tabung laser gas), wear pads (Baju anti
peluru), seal rings, isolator lisrik temperatur dan voltase tinggi, Furnace
liner tubes, Thread and wire guides, electronic substrates, Senjata
balistik, abrasion resistant tube and elbow liners, thermometry sensors,
laboratory instrument tubes and sample holders, instrumentation parts for
thermal property test machines, dan media gerinda.
Ikatan antar
atom pada alumina merupakan ionic bonding yang kuat, tidak heran jika
memiliki karakteristik yang diinginkan. Artinya, ia tetap stabil walaupun pada
temperatur yang sangat tinggi, karena membentuk fasa kristal heksagonal alpha (α-hexagonal)
yang sangat stabil. Pada oksida keramik, fasa ini merupakan yang paling kuat
dan kaku. Lebih lanjut, fasa ini memiliki kekerasan tinggi dan sifat dielektrik
yang excellent. Dengan demikian, banyak digunakan dalam cakupan aplikasi
yang sangat luas.
Alumina
murni, memiliki fungsi ganda baik sebagai atmosfer pengoksidasi maupun
pereduksi sampai 19250C. Sedangkan kehilangan berat material ini
dalam ruang vakum berkisar dari 10-7 sampai 10-6
g/cm2.det di atas temperatur 17000C sampai 20000C.
Kemudian dari pada itu, alumina sangat resisten terhadap serangan segala gas
kecuali fluorine, dan tahan terhadap semua reagen terkecuali asam hydrofluoric
dan phosphosric. Adapun serangan pada suhu tinggi, alumina dengan
kemurnian rendah, mudah diserang oleh partikulat gas logam alkali.
Komposit
Al/Al2O3
Telah
dijelaskan, sifat-sifat dari komponen penyusun komposit Al/Al2O3
yang terdiri dari aluminium sebagai matriks dan alumina sebagai fasa penguat.
Dalam hal ini, banyak keunggulan dari AMCs jika dibandingkan dengan aluminium
maupun paduan aluminium yang tidak dikuatkan, yaitu:
- Greater strength (kekuatan lebih besar)
- Improved stiffness (kekakuan diperbaiki)
- Reduced density/weight (mengurangi densitas/berat)
- Improved high temperature properties (memperbaiki sifat temperatur tinggi)
- Controlled thermal expansion coefficient (koefisien ekspansi termal terkontrol)
- Thermal/heat management
- Enhanced and tailored electrical performance (peningkatan performa dan kinerja elektrik)
- · Improved abrasion and wear resistance (memperbaiki ketahanan abrasi dan aus)
- · Control of mass (especially in reciprocating applications) (control massa (terutama dalam aplikasi khusus), dan
- · Improved damping capabilities (memperbaiki kapabilitas damping)
Keunggulan-keunggulan
di atas, terlihat dari apresiasi yang lebih baik pada alumunium murni yang
semula memiliki modulus elastic 70 GPa meningkat menjadi 240 GPa dengan diberi
penguat 60% volume serat alumina yang kontinu. Sebaliknya, pemberian 60% volume
penguat dalam aluminium murni justru menurunkan koefisien ekspansi dari 24 ppm/0C
menjadi 7 ppm/0C. Hal ini, menunjukkan bahwa sesuatu hal yang
mungkin mengadakan perubahan terhadap properties aluminium sampai 2 atau
3 tingkat dengan penambahan variasi volume penguat yang sesuai.
Sistem
komposit AMCs menawarkan kombinasi dari properties yang sedemikian rupa, yang
dari tahun ke tahun telah dicoba dan digunakan di dalam banyak aplikasi-aplikas
structural, fungsional dan bukan structural di dalam bidang engineering
yang bermacam-macam. Kekuatan yang menggerakkan untuk penggunaan AMCs ini
meliputi keunggulan dalam aspek performa, ekonomi dan lingkungan. Penggunaan
utama dari AMCs ini di dalam sector transportasi yang memberikan keuntungan
seperti pemakaian bahan bakar yang lebih sedikit, suara yang kecil, dan
menurunkan emisi di udara. Dengan melihat kecenderungan perubahan peraturan
yang semakin ketat di bidang lingkungan dan penekanan pada perbaikan aspek
keekonomian bahan bakar, penggunaan AMCs pada sektor transportasi akan
diutamakan dan tidak bisa terelakkan untuk tahun mendatang.
AMCs
diharapkan dapat mengganti bahan-bahan monolitik seperti paduan aluminium,
paduan besi, paduan titanium, dan polimer berbasis komposit dalam aplikasi
tertentu. Sekarang, dengan penggantian bahan monolitik dengan AMCs dalam system
rekayasa semakin bertambah luas. Seakan ada yang memaksa kepada keperluan untuk
merancang ulang keseluruhan system untuk mendapatkan keuntungan dari penambahan
berat dan volume.
Beberapa
jenis dari komposit AMCs berdasarkan bentuk reinforce, adalah sebagai
berikut (komposit Al/Al2O3, termasuk dalam no. 1, 2, dan
3):
1.
Particle-reinforced AMCs (PAMCs)
2.
Whisker-or short fibre-reinforced AMCs (SFAMCs)
3.
Continuous fibre-reinforced AMCs (CFAMCs)
4.
Mono filament-reinforced AMCs (MFAMCs)
5.PENGGUNAAN
KOMPOSIT
Penggunaan yang paling umum dari komposit yang diperkuat oleh
serat oleh fiber adalah sebagai material struktur yang memerlukan rigiditas,
kekuatan dan densitas yang rendah (ringan). Sekarang ini raket tenis dan sepeda
balap terbuat dari komposit epoksi-fiber yang kuat, ringan dan harganya tidak
terlalu mahal. Dalam komposit ini, fiber/serat karbon tertanam di dalam matrik
epoksi. Serat karbon memiliki kekuatan yang tinggi dan rigid tetapi keuletannya
terbatas atau getas. Karena kegetasan ini maka tidak akan praktis jika raket
tenis hanya terbuat dari karbon saja. Sedangkan epoksi yang tidak terlalu kuat,
dalam komposit ini memiliki dua peran penting. Dia bertindak sebagai media
untuk mentransfer beban ke serat, dan antarmuka serat-matrik membelokkan dan
menghentikan retak kecil, sehingga membuat komposit dapat menahan retak lebih
baik dari pada komponen/material tunggal pembentukannya.
Kekuatan dan rigiditas komposit serat karbon-epoksi dapat dikontrol dengan memvariasikan jumlah serat karbon yang dimasukkan ke dalam matrik epoksi. Kemampuan untuk mengatur sifat-sifat ini dan dikombinasikan dengan densitas yang rendah dan kemudahan fabrikasinya menjadikan material ini alternatif yang sangat menarik untuk berbagai aplikasi. Disamping untuk peralatan olah raga seperti dijelaskan tadi, komposit tersebut digunakan dalam pesawat udara seperti sudu-sudu kipas (fan blades) dalam mesin jet dan untuk permukaan kontrol dalam struktur_pesawat.
Komposit dapat juga dibuat dengan memasukkan serat keramik yang kuat ke dalam matrik logam untuk menghasilkan material yang kuat dan rigid. Sebagai contoh, serat SiC dimasukkan ke dalam matrik aluminium. Komposit ini yang dikenal dengan komposit bermatrik logam (metal matrix composites) digunakan sebagai material struktur pesawat untuk komponen yang terkena beban menengah seperti skin badan_pesawat.
Sedangkan komposit serat logam dalam matrik keramik dibuat untuk mendapatkan keuntungan dari kekuatan keramik dan mendapatkan keuletan dari serat logam yang dapat mendeformasi dan membelokkan retak. Pada waktu retak terbelokkan, dibutuhkan beban yang lebih agar retak tetap menjalar, dan karenanya material_menjadi_lebih_tangguh.
Kekuatan dan rigiditas komposit serat karbon-epoksi dapat dikontrol dengan memvariasikan jumlah serat karbon yang dimasukkan ke dalam matrik epoksi. Kemampuan untuk mengatur sifat-sifat ini dan dikombinasikan dengan densitas yang rendah dan kemudahan fabrikasinya menjadikan material ini alternatif yang sangat menarik untuk berbagai aplikasi. Disamping untuk peralatan olah raga seperti dijelaskan tadi, komposit tersebut digunakan dalam pesawat udara seperti sudu-sudu kipas (fan blades) dalam mesin jet dan untuk permukaan kontrol dalam struktur_pesawat.
Komposit dapat juga dibuat dengan memasukkan serat keramik yang kuat ke dalam matrik logam untuk menghasilkan material yang kuat dan rigid. Sebagai contoh, serat SiC dimasukkan ke dalam matrik aluminium. Komposit ini yang dikenal dengan komposit bermatrik logam (metal matrix composites) digunakan sebagai material struktur pesawat untuk komponen yang terkena beban menengah seperti skin badan_pesawat.
Sedangkan komposit serat logam dalam matrik keramik dibuat untuk mendapatkan keuntungan dari kekuatan keramik dan mendapatkan keuletan dari serat logam yang dapat mendeformasi dan membelokkan retak. Pada waktu retak terbelokkan, dibutuhkan beban yang lebih agar retak tetap menjalar, dan karenanya material_menjadi_lebih_tangguh.
Berikut ini beberapa kemungkinan pengembangan baru bagi komposit:
- Potensi yang besar untuk mengurangi berat pesawat terbang. Penggunaan awal adalah untuk komponen dengan pembebanan ringan seperti penstabil vertikal dan permukaan kontrol yang terbuat dari komposit serat karbon-epoksi. Dengan komposit bermatrik logam, akan dimungkinkan penggunaan yang lebih luas termasuk untuk komponen dengan pembebanan yang berat.
- Komposit bermatrik keramik yang tahan suhu tinggi akan meningkatkan suhu operasi dari mesin.
- Peluang yang signifikan dalam peningkatan penggunaan komposit adalah untuk belajar mendisain dengan material yang mempunyai modus kegagalan yang sangat berbeda dengan material konvensional.
Sumber :
No comments:
Post a Comment